Thursday, April 25, 2019

WAJAH KAPITALIS

Tegak, menyentak!
Pada beton dan aspal kering keangkuhan
Tegak, menyentak!
Terguling anak berselimut zaman kepura-puraan
Tegak, menyentak!
Pecah kaki dilumat cepatnya kendaraan pembangunan
Tegak, menyentak, berpikir bergerak!

Oooo hohoho
Di sela jalan sempit pinggiran kota, tak ada susu, sayangku...
Tak ada atap perlindungan
percayalah, tak ada lagi
Terlihat? Lihatlah
Kasih rasa malu tertutup buta, tuli dan keras hati
Amboii, duhai kaki kecil pemilik zamrud khatulistiwa,
Aku harus tega berkata,
Indah permatamu diberaki hingga hijau kehitaman
Persis tai keras yang dikerubungi lalat-lalat bangkai di pembuangan
Lalat? Tidak, tidak, tidak.
Ini tak sekadar kerumunan, bahkan keserakahan malu bersanding kata,
jauh lebih najis
Cukong-cukong ini, memanggul bangkai kemana-mana
Tajam busuknya menyengat hidung nurani kita

Jantung kita diremas, tanah dirampas, laut dikuras, hutan dilibasHarga diri diinjak-injak ditumpas tak berbekas
Tak ada janji terpenuhi
hanya dusta yang bertambah, terus, terus, dan terus bertambah lagi
Korban hari ini ditutupi mata buta hati kita
Telah tertipu
semak-semak besi ini bukan kitapanjangnya rel tanda perbudakan ini semakin menjelma lama
Waktu bergulir, bergilir generasi mati diperhentian

tapi apa untuk kita?!
Jelas, memang bukan untuk kita
sekarang bukan milik kitaesok pun kita tak kan memiliki apa-apa
Merekamemang kumpulan yang tak pernah menepati janjinya !!!
26, April 2019

No comments:

Post a Comment